Thursday 19 July 2012
Penulisan Emoticon Komentar
Wednesday 18 July 2012
ILUSTRASI SEKOLAH YANG BENAR
Sekolah yang ingin saya bangun tidak muluk - muluk. Lokasi di daerah pinggiran kota yang ditujukan untuk menjaring siswa - siswi tidak mampu yang ingin belajar. Adapun gambaran saya sebagai berikut : Luas Tanah : 10.000 M2 Luas bangunan : 5.000 M2 1. Bangunan pada posisi depan setelah gerbang sekolah sudah berikut ruang guru, Tata Usaha, dan Kantor Kepala Sekolah +500 M2. 2. Taman depan perkantoran 70 M2 3. Perpustakaan 100 M2 4. Laboratorium Komputer, Bahasa, Biologi, Fisika, Kimia 2000 M2 5. Lokalisasi Kantin 400 M2 6. Koperasi Siswa 50 M2 7. Ruang BK 80 M2 8. Kelas 2 unit x 3 kelas = 6 kelas 3500 M2 9. Lapangan 700 M2 10.Ruang Audotorium/ Aula besar 500 M2 Total Tanah terpakai 7.500 M2, sisa 2.500 M2 persiapan untuk bangunan yang diperlukan! Dana yang diperkirakan untuk memulai pembangunan dan operasional Rp. 10 Milyard. Hal ini dikarenakan pembangunan dilakukan didaerah pesisian. Dana yang lebih besar maka akan lebih baik dan lebih leluasa dalam persiapan pembangunan.
Pemegang saham yayasan merupakan donatur dan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah.
Kepala sekolah dipilih oleh Ketua Yayasan yang berwenang atas pengelolaan sekolah. Tidak terlepas dari Pegawai Negeri aktif atau tidak aktif ( pensiun )/ Non PNS yang mampu bekerja untuk mengembangkan visi misi sekolah yang akan dilaksanakan.
Gaji Karyawan tetap sesuai UMR yang berlaku dan tambahan kelebihan beban kerja sebesar 20% setiap bulannya. ( akan dibahas pada artikel berikutnya )
Tuesday 17 July 2012
Coba kita bayangkan sejenak :
GURU PNS
1. Gaji rata - rata 2jt - 4jt setiap bulannya.
2. Tunjangan sertifikasi 4-7 jt/ 3 bulan
3. Tunjangan daerah dan yang lainnya
4. Kelebihan Jam Mengajar ( KJM BP3 )
5. Tunjangan anak dan kesehatan
TUGAS
Mengajar peserta didik minimal 24 jam dengan peraturan baru. Bagaimana dengan guru yang kekurangan jam.....mereka mengambil jatah mata pelajaran lain ( lintas mata pelajaran dan keilmuan ). Ini mencermin ketidakprofesionalan system. Setiap sekolah pasti kekurangan jam, maka sulit bagi pemerintah memberikan jalan keluar.
GURU HONOR
1. Gaji per jam maksimal di sekolah negeri Rp. 20.000,- x 10 jam ( minimal) = Rp. 200.000,-
2. Uang transport 1 bulan Rp. 150.000,-
3. Tunjangan daerah 145.000,- setelah terkena pajak/ 3 bulan sekali
TUGAS
Mengajar peserta didik dan harus standby disekolah bila diperlukan.
Dari sisi ekonomi sosial ini sudah tidak layak bagi kesenjangan kesejahteraan. Lebih parah lagi dilapangan terjadi guru PN bisa mengajar 3 hari dalam 1 minggu tanpa ada pemotongan gaji apa pun. Apa yang terjadi pada guru honorer jika melakukan hal tersebut.....maka hilang sebagian dari gajinya. Hal inilah yang memicu saya untuk menjerit terus menerus menyerukan suara para teanga honorer yang mengabdikan hidupnya demi kelangsungan tunas bangsa.
Upaya pemerintah dalam memikirkan jalan keluar dari permasalahan ini adalah sebatas pemberian harapan untuk diangkat menjadi PNS secara otomatis dengan kriteria katergori 1 dan 2. Semua ini hanyalah ocehan belaka pemerintah, pada kenyataanya setiap pemerintah daerah selalu mengadakan tes CPNS yang notabene sudah memiliki bandrol harga yang beraneka ragam sesuai dengan sektor pekerjaannya. Sebenarnya jika ditilik lebih jauh, mereka yang menjadi pejabat negara ini, semua berkat kerja keras seorang guru. Dan sekarang mereka mempermainkan para guru bak kambing conge yang kehilangan induknya. Mana hasil mereka belajar selama hidup di dunia pendidikan semua 0 ( nol ) belaka. Termasuk petinggi negara dan petinggi dunia pendidikan itu sendiri.
Aku sadar sekarang, pemerintah sedang mencarut marutkan hak hidup rakyatnya yang kita tahu sudah diamanatkan dalam UUD '45. Semua warga negara memiliki hak hidup yang layak. Pemecahan masalah seperti ini sangatlah mudah jika mereka yang duduk diatas memiliki hati nurani dan kejujuran terhadap agama, negara dan bangsa.
Saya akan buktikan teori REVOLUSIONESEDUI ( Revolution Education System of Indonesia ) dengan memberikan gambaran penuh tentang dunia pendidikan masa depan di Indonesia. Tunggu tulisan saya selanjutnya.